Kamis, 05 Maret 2015

TAHUN 1997

PENDUDUK INDONESIA KE-200 JUTA





Selasa, tanggal 4 Februari 1997 mempunyai makna istimewa bagi bangsa Indonesia. Pada hari itulah penduduk Indonesia secara resmi mencapai angak 200 juta. Lahirnya bayi ke-200 juta tersebut meneguhkan status Indonesia sebagai negara dengan penduduk paling banyak keempat seduania setelah Cina (1,2 milyar), India (900 Juta), Amerika Serikat (250 juta). Kelahiran penduduk Indonesia ke-200 juta ini merupakan peristiwa penting bagi bangsa Indonesia, bukan karena tercapainya angka tersebut, tapi karena keberhasilan menunda pencapaiannya untuk waktu sekian lama berkat suksesnya program Keluarga Berencana (KB). Saat pertama kali dicanangkan tahun 1969, program KB mendapat hambatan dan tentangan baik budaya maupun agama. Namun terbukti berkat KB Indonesia berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk dari 2,32 persen pada periode 1970/1980 menjadi 1,98 persen pada periode 1980/1990 dan tinggal 1,66 persen saat ini, dengan kecenderungan terus menurun.
Berdasarkan perhitungan resmi, penduduk Indonesia saat ini bisa mencapai 217 juta andai saja tanpa pengendalian jumlah penduduk. Angka 200 juta dapat tercapai pada tahun 1991 atau sebelumnya. Dengan tingkat kelahiran lebih dari 8.000 sehari, PBB memperkirakan bahwa Indonesia akan mencapai tingkat pertumbuhan penduduk nol pada pertengahan abad 21 saat populasinya mencapai angka 350 juta.
Menandai peristiwa penting dan istimewa ini, Presiden Soeharto menghadiahkan sertifikat kelahiran khusus pada seluruh bayi yang dilahirkan pada tanggal 4 Februari 1997 yang berjumlah 8.778 dan memilih salah seorang yang secara resmi dinyatakan sebagai penduduk Indonesia ke-200 juta. Badan Koordinasi  Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menominasikan 81 orang bayi yang memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu: bayi harus lahir dari pasangan suami istri yang sah; bayi adalah anak pertama, atau anak kedua atau maksimal ketiga dengan jarak kelahiran dengan kakaknya minimal 3 tahun; usia sang ibu pada saat pernikahan harus di atas 20 tahun; sang ibu adalah akseptor KB dan selama masa kehamilan mendapat perawatan dan pemeriksaan yang memadai; bayi lahir dalam keluarga dengan latar belakang sosial yang baik.
Pilihan jatuh pada seorang bayi yang dilahirkan di Desa Jerowaru, Kecamatan Kruak, Lombok Timur, sekitar 40 km dari Mataram, Ibukota Nusa Tenggara Barat. Presiden Soeharto menamai bayi beruntung tersebut Wahyu Nusantaraaji yang secara harfiah berarti "Anugerah Berharga bagi Indonesia". Sementara itu PT Pos Indonesia menjadikannya anak angkat dan menjamin pendidikannya dengan bea siswa untuk belajar setinggi-tingginya.*)

*) Dari Sampul Hari Pertama " Penduduk Indonesia ke-200 juta" terbit pada tanggal 24 Maret 1997

Prangko : Seri "Penduduk Indonesia ke-200 Juta"
Tanggal Penerbitan : 24 Maret 1997
Koleksi yang dimiliki : Sampul Hari Pertama
Jumlah Koleksi : 1 buah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar