Rabu, 30 September 2015

TAHUN 1967

LUKISAN RADEN SALEH

LUKISAN RADEN SALEH

LUKISAN RADEN SALEH
Prangko Seri : Lukisan Raden Saleh
Tanggal Penerbitan : 30 October 1967

TAHUN 1975

ANGGREK 75



Prangko Seri : Anggrek '75
Tanggal Penerbitan : 21 July 1975


Sabtu, 26 September 2015

TAHUN 1954 

UNTUK ANAK-ANAK


Prangko Seri: Untuk Anak-anak
Tanggal Terbit: 22 Desember 1954

Jumat, 25 September 2015

TAHUN 1975

TAHUN WANITA INTERNASIONAL 1975




Prangko Seri: TAHUN WANITA INTERNASIONAL 1975
Tanggal Penerbitan : 26 Juni 1975

Kamis, 24 September 2015

TAHUN 1967 

MONUMEN PAHLAWAN REVOLUSI






Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto. Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:
  • Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani,
  • Mayjen TNI R. Suprapto
  • Mayjen TNI M.T. Haryono
  • Mayjen TNI Siswondo Parman
  • Brigjen TNI DI Panjaitan
  • Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S - PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.
Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap, sebelah utara adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S. Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9 Hektar dan tediri dari beberapa tempat yang bersejarah Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua tempat membuang jenazah 7 Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-Mobil tua peninggalan Pahlawan Revolusi dan Museum Paseban.

Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)

Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI yang bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang bertentangan dengan Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang terkenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September atau G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan tentang Pemberontakan PKI di berbagai Daerah di Indonesia.

Sumur Maut

Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta Ahmad Yani - Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T. Haryono - Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean - Letjen. Anumerta Siswandono Parman - Letjen. Anumerta Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu, gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari Jend. A.H: Nasution.

Rumah Penyiksaan

Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka disiksa seblum akhirnya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7 pahlawan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan olehPKI sebagai tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.

Pos Komando

Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb. Tampat ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-barang asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI seperti : 3 buah Petromaks, Mesin Jahit, dan Lemari Kaca.

Dapur Umum

Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai dapur Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karaena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hanpir semua benda di rumah tersebut menghilang.

Museum Paseban

Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Wndu Hari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai berikut:
  • Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
  • Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
  • Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
  • Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
  • Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
  • Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
  • Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
  • Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)
  • Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)

Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G 30 S PKI dalam bulan September 1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang, terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka di culik, di siksa, sampai akhirnya di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula Aqualung sebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7 Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.
Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit.
Dan terdapat Ruang pameran Foto yang menyajikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.*)
*) Dari Wikipedia
Prangko Seri : Monumen Pahlawan Revolusi
Tanggal Penerbitan : 17 Agustus 1967


Rabu, 23 September 2015

TAHUN 1975 

KEBUDAYAAN INDONESIA


Prangko Seri : Kebudayaan Indonesia
Tanggal Penerbitan : 24 February 1975


Minggu, 20 September 2015

TAHUN 1976

SEABAD TELEPON

SEABAD TELEPON
Prangko Seri : Seabad Telepon
Tanggal Penerbitan : 10 Maret 1976

Rabu, 16 September 2015

TAHUN 1977

AMPHILEX 77


Amphilex 77


Amphilex 77
Prangko seri : Amphilex 77
Tanggal Penerbitan : 26 Mei 1977

TAHUN 1976 

HARI PEMUKIMAN SEDUNIA


Prangko Seri : Hari Pemukiman Sedunia

Tanggal Penerbitan : 28 February 1976


Minggu, 13 September 2015

TAHUN 1968 

HARI KESEHATAN SEDUNIA


HARI KESEHATAN SEDUNIA

HARI KESEHATAN SEDUNIA

Hari Kesehatan Dunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 7 April dan didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada tahun 1948, Organisasi Kesehatan Dunia mengadakan Majelis Kesehatan Dunia Pertama. Majelis ini memutuskan merayakan Hari Kesehatan Dunia pada tanggal 7 April setiap tahunnya mulai 1950. Hari Kesehatan Dunia diselenggarakan untuk memperingati pendirian WHO dan dipandang sebagai kesempatan menarik perhatian dunia untuk menyadari masalah-masalah besar kesehatan global setiap tahunnya. WHO menyelenggarakan acara di tingkat internasional, regional, dan lokal pada hari ini tergantung temanya. Sumber daya yang disediakan cukup hingga beberapa hari setelah 7 April, tanggal yang ditetapkan untuk merayakan Hari Kesehatan Dunia.
Hari Kesehatan Dunia diakui oleh berbagai organisasi pemerintah dan non-pemerintah yang memiliki kepentingan dalam masalah kesehatan publik. Mereka juga mengadakan aktivitas dan menyatakan dukungan mereka di media, seperti siaran pers oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Rodham Clinton dan Global Health Council.*)
Dari Wikipedia

Prangko Peringatan "Organisasi Kesehatan Sedunia"
Tanggal Penerbitan : 7 April 1968

Kamis, 10 September 2015

TAHUN 1964 
FESTIVAL MAKANAN - PAMERAN MINUMAN




Sampul Festival Makanan-Pameran Minuman
Tanggal : 25 Desember 1964
TAHUN 1977 

15 TAHUN KONVENSI UNI POS ASIA-OCEANIE (A.O.P.U)



Prangko Seri : 15 TAHUN KONVENSI UNI POS ASIA-OCEANIA (A.O.P.U)
Tanggal Penerbitan : 1 April 1977

Rabu, 09 September 2015

TAHUN 1962 

PRANGKO AMAL SERI BUNGA ANGGREK



Add caption


Anggrek larat adalah salah satu bunga identitas Indonesia khususnya di Maluku. Tumbuhan ini memiliki nama ilmiah Dendrobium phalaenopsis. Anggrek larat memiliki dua persamaan nama yaitu Vappodes phalaenopsis dan Dendrobium bigibbum. Tanaman berbunga indah ini termasuk dalam suku Orchidaceae. Anggrek larat termasuk tanaman langka dan dilindungi. Nama anggrek larat diambil dari nama Pulau Larat yang ada di Kepulauan Maluku. Pulau Larat adalah pulau dimana anggrek larat pertama kali ditemukan. Seperti halnya anggrek lainnya, anggrek larat juga termasuk tumbuhan epifit. Jenis bunga ini dalam Bahasa Inggris disebut cooktown Orchid.
Habitat asli anggrek larat ialah daerah agak kering dengan ketinggian 400 meter diatas permukaan laut. Anggrek larat tumbuh di daerah dengan suhu antara 50F hingga 90F. Apabila tanaman ini berada pada suhu yang sedikit lebih tinggi atau rendah tanaman masih tetap toleran dan tidak menimbulkan efek buruk bagi tanaman. Tanaman endemik Maluku ini dapat hidup pada kelembaban antara 50% dan 60%. Secara umum dapat dikatakan bahwa anggrek larat hidup pada kelembaban rendah dan agak kering. Suhu dingin yang lembab dapat menyebabkan tanaman anggrek larat yang sedang berbunga menjadi busuk.*)
*) dari wikipedia


Prangko Amal seri Bunga Anggrek
Tanggal Penerbitan 20 Desember 1962

Selasa, 08 September 2015

TAHUN 1976 

INDONESIA JUARA DUNIA BULUTANGKIS



1976 - INDONESIA JUARA DUNIA BULUTANGKIS

1976 - INDONESIA JUARA DUNIA BULUTANGKIS
Prangko Seri : Indonesia Juara Dunia Bulutangkis
Tanggal Penerbitan : 31 Januari 1976

Minggu, 06 September 2015

TAHUN 1977

PEMILIHAN UMUM 1977


PEMILIHAN UMUM 1977




Setelah 1971, pelaksanaan Pemilu yang periodik dan teratur mulai terlaksana. Pemilu ketiga diselenggarakan 6 tahun lebih setelah Pemilu 1971, yakni tahun 1977, setelah itu selalu terjadwal sekali dalam 5 tahun. Dari segi jadwal sejak itulah pemilu teratur dilaksanakan.


Satu hal yang nyata perbedaannya dengan Pemilu-pemilu sebelumnya adalah bahwa sejak Pemilu 1977 pesertanya jauh lebih sedikit, dua parpol dan satu Golkar. Ini terjadi setelah sebelumnya pemerintah bersama-sama dengan DPR berusaha menyederhanakan jumlah partai dengan membuat UU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar. Kedua partai itu adalah Partai Persatuan Pembangunan atau PPP dan Partai Demokrasi Indonesia atau PDI) dan satu Golongan Karya atau Golkar. Jadi dalam 5 kali Pemilu, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 pesertanya hanya tiga tadi.

Hasilnya pun sama, Golkar selalu menjadi pemenang, sedangkan PPP dan PDI menjadi pelengkap atau sekedar ornamen. Golkar bahkan sudah menjadi pemenang sejak Pemilu 1971. Keadaan ini secara lang-sung dan tidak langsung membuat kekuasaan eksekutif dan legislatif berada di bawah kontrol Golkar. Pendukung utama Golkar adalah birokrasi sipil dan militer. Berikut ini dipaparkan hasil dari 5 kali Pemilu tersebut secara berturut-turut.

Hasil Pemilu 1977

Pemungutan suara Pemilu 1977 dilakukan 2 Mei 1977. Cara pembagian kursi masih dilakukan seperti dalam Pemilu 1971, yakni mengikuti sistem proporsional di daerah pemilihan. Dari 70.378.750 pemilih, suara yang sah mencapai 63.998.344 suara atau 90,93 persen. Dari suara yang sah itu Golkar meraih 39.750.096 suara atau 62,11 persen. Namun perolehan kursinya menurun menjadi 232 kursi atau kehilangan 4 kursi dibandingkan Pemilu 1971.

Pada Pemilu 1977 suara PPP naik di berbagai daerah, bahkan di DKI Jakarta dan DI Aceh mengalahkan Golkar. Secara nasional PPP berhasil meraih 18.743.491 suara, 99 kursi atau naik 2,17 persen, atau bertambah 5 kursi dibanding gabungan kursi 4 partai Islam dalam Pemilu 1971. Kenaikan suara PPP terjadi di banyak basis-basis eks Masjumi. Ini seiring dengan tampilnya tokoh utama Masjumi mendukung PPP. Tetapi kenaikan suara PPP di basis-basis Masjumi diikuti pula oleh penurunan suara dan kursi di basis-basis NU, sehingga kenaikan suara secara nasional tidak begitu besar.

PPP berhasil menaikkan 17 kursi dari Sumatera, Jakarta, Jawa Barat dan Kalimantan, tetapi kehilangan 12 kursi di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Secara nasional tambahan kursi hanya 5.

PDI juga merosot perolehan kursinya dibanding gabungan kursi partai-partai yang berfusi sebelumnya, yakni hanya memperoleh 29 kursi atau berkurang 1 kursi di banding gabungan suara PNI, Parkindo dan Partai Katolik. Selengkapnya perolehan kursi dan suara tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

No.
Partai
Suara
%
Kursi
% (1971)
Keterangan
1.
Golkar
39.750.096
62,11
232
62,80
- 0,69
2.
PPP
18.743.491
29,29
99
27,12
+ 2,17
3.
PDI
5.504.757
8,60
29
10,08
- 1,48
Jumlah
63.998.344
100,00
360
100,00

Sumber : www.kpu.go.id

Prangko Seri : Pemilihan Umum 1977
Tanggal Penerbitan: 5 Januari 1977


Sabtu, 05 September 2015

TAHUN 1970 

SEPEREMPAT ABAD POSTEL





Untuk memperingati Hari Pos dan Telekomunikasi ke-25, jang djatuh pada tanggal 27 September 1970, Direktorat Djenderal Pos dan Telekomunikasi menerbitkan prangko-prangko peringatan dengan harga Rp. 10,- dan Rp. 25,- beserta Sampul Hari Pertamanja. Prangko Rp. 10,- bergambarkan lambang-lambang "P.N Pos dan Giro" dan "Perum Telekomunikasi" jang didukung oleh dua belah tangan, melukiskan tjita-tjita POSTEL untuk madju terus melaksanakan tugasnja sepandjang zaman.
Pranko Rp. 25,- melukiskan karyawan POSTEL jang dengan penuh dedikasi dan ketekunan melaksanakan tugasnja dimanapun ia berada, sepi ing pamrih rame ing gawe.
Sedjarah Hari POSTEL dimulai 25 tahun jang lalu dengan direbutnja Pimpinan Djawatan PTT di Bandung dari tangan pendjadjah Djepang oleh para pegawai PTT jang dipelopori oleh Angkatan Muda PTT. Perebutan pimpinan ini adalah sedjalan dengan usaha-usaha mengisi kemerdekaan sesuai dengan bunji teks Proklamasi Kemerdekaan:
"........, Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasan dan lain-lain diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesisngkat-singkatnja".
Gerakan ini diikuti oleh kantor-kantor di seluruh Indonesia sehingga tjita-tjita Bangsa untuk merdeka dalam segala bidang dapatlah tertjapai.
Usaha-usaha jang didjalankan untuk membela dan mempertahankan apa jang telah mendjadi milik Republik Indonesia telah membawa pengorbanan jang tidak sedikit, terutama dalam masa revolusi fisik (1945-1949). Diantara para pahlawan PTT jang gugur terdapat Bapak Mas Soeharto jang, setelah perebutan pimpinan dari tangan pendjadjah Djepang, ditundjuk sebagai Kepala Djawatan PTT Republik Indonesia jang pertama.
Beberapa puluh nama para pahlawan PTT jang gugur kini terukir pada batu peringatan di atas Tugu Peringatan Pahlawan PTTjang didirikan di halaman muka Kantor Pusat PTT di Bandung.
Dalam masa perdjuangan kemerdekaan, POSTEL telah banjak memberikan andilnja, terutama di dalam mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan ke seluruh tanah air dan ke seluruh dunia.
Penerbitan prangko-prangko ini dimaksudkan untuk mengenang dan menghormati djasa-djasa para pahlawan PTT tersebut dan untuk menghargai para karuawan jang dengan penuh kedjudjuran, ketekunan dan ketelitian melaksanakan tugas mereka.
Perajaan Hari POSTEL ke-25berthemakan:"Modernisasi dan Peningkatan Pelajanan"
Dalam thena tersebut POSTEL menghadapi masa mendatang sedjalan dengan kemadjuan teknologi dan kebudajaan.
Disamping itu diterbitkan pula carnet chusus untuk dipersembahkan kepada para karyawan POSTEL, baik jang masih aktif bekerdja maupun jang telah berpensiun, sebagai kenangan dan penghargaan atas pengabdian mereka kepada POS dan TELEKOMUNIKASI.

*) dari Pengumuman Filateli Sei "Seperempat Abad POSTEL"

Prangko Peringatan : Seri "Seperempat Abad POSTEL

Kamis, 03 September 2015

TAHUN 1974

PATA







Prangko Seri : PATA 1974
Tanggal Penerbitan : 28 Maret 1974

Rabu, 02 September 2015

TAHUN 1968

AKABRI

AKABRI - 1968

AKABRI - 1968
Prangko Seri : Akabri
Tanggal Penerbitan : 29 Januari 1968

Selasa, 01 September 2015

TAHUN 1974

HARI DHARMA SAMUDRA

HARI DHARMA SAMUDRA - 1974
Prangko Seri : hari Dharma Samudra
Tanggal Penerbitan : 15 Januari 1974

TAHUN 1968

HAK-HAK ASASI MANUSIA

HAK-HAK ASASI MANUSIA-1968

HAK-HAK ASASI MANUSIA-1968

Prangko Seri : Hak-Hak Asasi Manusia
Tanggal Penerbitan : 01-01-1968