Tampilkan postingan dengan label Tahun 1957. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tahun 1957. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 Februari 2015

TAHUN 1957

UNTUK AMAL/CHARITY

 


Prangko Amal yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menghimpun dana bagi kepentingan amal dan dijual dengan harga tambahan. Pendapatan dari hasil penjualan prangko ini setelah dikurangi dengan harga prangko, ongkos pembuatan dan ongkos lainnya kemudian disumbangkan kepada suatu badan amal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Prangko peringatan, prangko istimewa, dan prangko amal masa jualnya di kantor pos terbatas yaitu selama tahun penerbitan ditambah 2 tahun, sedangkan masa berlakunya selama tahun penerbitan ditambah lima tahun.
Apakah begitu juga untuk Sampul Hari Pertama untuk amal ? justru saya belum mendapatkan informasi mengenai latar belakang penerbitan Sampul Hari pertama ini.


Charity postage stamps publication is intended to raise funds for charitable purposes and are sold at an additional price. Revenue from the sale of these stamps after deducting the postage, the cost of manufacture and other fees then donated to a charity that has been set by the Government.

Commemorative stamps, special stamps, and charity stamps at the post office selling time limited that during the year of publication plus 2 years, while the validity period for the year of publication plus five years.

Is it so well for the First Day Cover for charity? I just do not get background information for this First Day Cover issuence.


Sampul Hari Pertama "Untuk AMAL"
Tanggal Penerbitan : 23 Desember 1957

Koleksi yang dimiliki : Sampul Hari Pertama
Jumlah Koleksi : 1 buah


Minggu, 15 Februari 2015

TAHUN 1957

HARI KOOPERASI - DENGAN KOOPERASI MENUDJU KEMAKMURAN

HARI KOPERASI - 1957

HARI KOPERASI - 1957

Koperasi di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Beliau mendirikan sebuah koperasi kredit dengan tujuan untuk membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut berkembang dengan pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan Serikat Dagang Indonesia.
Belanda yang khawatir akan keberadaan koperasi ynag dicurigai akan dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU no. 431 tahun 19 yang isinya diantaranya adalah :
– Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi
– Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa
– Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral
– Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda
Peraturan tersebut memberatkan koperasi yang sudah ada dan menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena tidak mendapatkan izin Koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh Indonesia mengajukan protes, Belanda akhirnya mengeluarkan UU no. 91 pada tahun 1927, yang isinya lebih ringan dari UU no. 431 seperti :
– Hanya membayar 3 gulden untuk materai
– Bisa menggunakan bahasa daerah
– Hukum dagang sesuai daerah masing-masing
– Perizinan bisa di daerah setempat
Setelah itu koperasi tumbuh kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan, dan hal ini berakibat menyengsarakan rakyat.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Gerakan Koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.


Prangko Seri "Hari Kooperasi 12 Djuli"
Tanggal Penerbitan : 12 Juli 1957 

Koleksi yang dimiliki : Sampul Hari Pertama 
Jumlah Koleksi : 1 buah

Jumat, 13 Februari 2015

TAHUN 1957

100 TAHUN TELEGRAP INDONESIA 

  

100 TAHUN TELEGRAPH INDONESIA

Sejarah telekomunikasi di Indonesia bermula saat telegraf diperkenalkan tanggal 23 Oktober 1855 oleh pemerintah Hindia Belanda, yaitu berupa telegraf elektro magnit yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Dua tahun kemudian dibuka saluran Jakarta-Surabaya dengan cabang Semarang-Ambarawa. Sejak itu jasa telegraf dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Dua tahun kemudian panjang saluran telegrap berkembang terus sehingga mencapai 2.700 kilometer, dilayani oleh 28 kantor telegrap. Di sepanjang rel kereta api didirikan tiang-tiang telegraf. Sementara itu kabel laut telah terpasang antara Jakarta dan Singapura, selanjumya dari Jawa (Banyuwangi) ke Australia (Darwin).
Keberadaan telekomunikasi sangat berperan di Indonesia. Hal ini bisa direfleksikan ketika mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Berbagai media komunikasi digunakan untuk menyebarkan kabar kemerdekaan mulai dari surat, telegram, berita di koran / buletin hingga telepon, dan yang terpenting adalah siaran lewat RRI.
Telekomunikasi menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia. Mulai dari zaman revolusi hingga kemerdekaan kemudian berkembang dizaman orde lama dan mengalami kemajuan pesat di zaman orde baru yang ditandai dengan peluncuran satelit Palapa 1 tahun 1976. Saat itu sempat terjadi pro-kontra tapi pada akhirnya harus diakui satelit Palapa banyak memberikan manfaat.*)

Prangko : Seri "100 TAHUN TELEGRAP INDONESIA"
Tanggal Penerbitan : 10 Mei 1957
Koleksi yang dimiliki : Sampul Hari Pertama
Jumlah Koleksi : 1 buah

Diambil dari : https://christofel22.wordpress.com/sistem-telekomunikasi/sejarah-telekomunikasi-di-indonesia/


Jumat, 30 Januari 2015

TAHUN 1957

PENDERITA TJATJAT MINTA PERHATIAN


PENDERITA TJATJAT MINTA PERHATIAN

Demi mengumpulkan bantuan dana yang diperuntukkanbagi penderita cacat, maka pemerintahan pada saat itu melakukan berbagai cara. Salah satu diantaranya adalah menarik sumbangan dari penjualan prangko. 
Saat ini banyak yayasan-yayasan yang menaungi penderita cacat. Melalui yayasan tersebut bantuan-bantuan yang mengalir akan bisa disalurkan ke penerima yang benar. Rehabilitasi mental dan pendidikan adalah satu hal yang mutlak yang harus ditangani oleh yayasan tersebut.

Prangko : Seri "PENDERITA TJATJAT MINTA PERHATIAN"
Tanggal Penerbitan : 26 Maret 1957

Koleksi yang dimiliki : Sampul Hari Pertama
Jumlah Koleksi : 1 buah