Tampilkan postingan dengan label Tahun 1972. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tahun 1972. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Januari 2016

TAHUN 1972 

KEBUDAYAAN NASIONAL

KEBUDAYAAN NASONAL 1972

KEBUDAYAAN NASONAL 1972

KEBUDAYAAN NASONAL 1972
Direktorat Jendral Pos dan Telokomunikasi akan menerbitkan prangko istimewa seri "Kebudayaan Indonesia'' pada tanggal 28 Oktober 1972. Prangko-prangko tersebut bergambarkan Tari Maluku  (Rp. 30,-), Rumah Adat Toraja (Rp. 60,-) dan Rumah Adat lrian Barat (R p. 100,-).
Maksud penerbitan ini ialah untuk lebih memperkenalkan aspek-aspek serta berbagai ragam Kebudayaan Indonesia kepada dunia luar. Dalam tahun-tahun mendatang akan diterbitkan pula prangko·prangko dari seri vang sama.
Sejarah peradaban manusia di kepulauan kita ini sebenarnya sudah sangat tua. Sejarah ini telah  berlangsung lama sebelum Indonesia dikenal dengan kerajaan Sriwijayanya yang berpusat di Sumatera dari abad ketujuh sampai abad ketigabelas atau kerajaan Majapahit pada abad-abad berikutnya hingga permulaan abad ke enambelas. Penemuan fosil '"Manusia Indonesia suku Jawa"   (Pithecanthropus Erectus) pada tahun 1891 yang berasal dari zaman Pleistocene membuktikan bahwa  poda saat Eropah dan Amerika Utara berada dalam zaman Es, kepulauan Indonesia  telah dihuni oleh   manusia.
Sekitar dua atau tiga ribu tahun sebelum Masehi, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia ke kepulauan lndonesia. Perpindahan ini telah mengakibatkan serentetan perubahan dalam   kelompok-kelompok yang berbeda secara ethnis dengan bahasa, kebudayaan maupun bentuk·bentuk   organisasi  sosialnya mesing-masing.
Indonesia adalah penghubung antara Samudera Teduh dan Samudera Indonesia dan merupakan  jembatan antara benua-benua Asia dan Australia. Karena letaknya yang strategis itulah maka sejarah  bangsa dan negara Indonesia, baik politis maupun ekonomis, senantiasa dipengaruhi oleh letak dan   keadaan geografisnya.
Kepulauan kita ini terbenteng dari utara keselatan antara 6 derajat lintang utara dan 11 derajat lintang  selatan dan dari barat ke timur antara 95 derajat dan 141 derajat bujur timur, serta meliputi luas tanah   735.000   mil persegi. Jarak dari ujung barat ke ujung timur ialah 3.200 mil dan dari utara ke selatan   ialah 1.100 mil.
Kebudayaan Indonesia telah berkembang sejalan dengan perkembangan negara dan bangsa, yang  sangat dipengaruhi oleh letak maupun susunan geografisnya. Walaupun bangsa Indonesia terdiri dari  berbagai suku, namun keseluruhan tanah air maupun rakyatnva merupakan satu kesatuan bangsa.   Bagi bangsa Indonesia,  keragaman itu pada hakekatnya merupakan esensi daripada kesatuan dan ini  jelas  terlukiskan dalam lambang Negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”. 

Dari Pengumuman Filateli.

Prangko Seri : Kebudayaan Nasional
Tanggal Penerbitan 28 Oktober 1972

Selasa, 05 Januari 2016

TAHUN 1972 

KELUARGA BERENCANA


KELUARGA BERENCANA - 1972


Prangko Seri : Keluarga Berencana
Tanggal Penerbitan : 27 September 1972

Jumat, 31 Juli 2015

TAHUN 1972 

10 TAHUN HOTEL INDONESIA





Kepariwisataan merupakan faktor potensiil di dalam usaha pembangunan Indonesia, jang rentjana pengembangannja telah dituangkan dalam Repelita pertama. Salah satu tjara untuk mempertjepat perkembangan sektor ini ialah dengan menjediakan hotel-hotel jang tjukup untuk menampung arus wisatawan ke Indonesia.
Hotel Indonesia jang diresmikan pembukaannja pada tahun 1962 merupakan hotel bertaraf internasional jang pertama dibangun di Indonesia. Hotel ini dimiliki oleh Pemerintah jang dalam hal ini diwakili oleh P.T. Hotel Indonesia Internasional dan dibawah pengelolaan Intercontinental Hotels Corporation.
Untuk memperingati hari ulang tahunnja jang ke-10 jang djatuh pada tanggal 5 Agustus 1972, Direktorat Djendral Pos dan Telekomunikasi akan menerbitkan prangko peringatan dengan harga Rp. 50,-
Sebagai pintu gerbang masuk ke Indonesia kedudukan hotel Indonesia adalah sangat penting sebagai penghasil devisa jang sangat diperlukan bagi pembangunannegara umumnja dan perkembangan kepariwisataan chususnja. Dengan akan ditambahnja 250 kamar ultra-modern dalam tahun 1973 disamping 430 kamar jang tersedia sekarang, maka Hotel Indonesia akan merupakan salah sebuah hotel jang terbesar di Indonesia.
Hotel-hotel bertaraf internasional lainja jang dimiliki oleh Pemerintah dan jang dalam hal ini diawasi oleh P.T. Hotel Indonesia Internasional ialah Hotel Bali Beach (300 kamar) dan Bali Beach Cottages di Bali, Hotel Ambarrukmo (100 kamar) di Jogjakarta dan Hotel Samudra Beach (100 kamar) di pelabuhan Ratu, Djawa Barat.

sumber: dari Pengumuman Filateli "10 tahun Hotel Indonesia"

Prangko Peringatan : Seri "10Tahun Hotel Indonesia"
Tanggal Penerbitan : 5 Agustus 1972





Selasa, 28 Juli 2015

TAHUN 1972

KOSMOS

KOSMOS

KOSMOS

KOSMOS
 Prangko Seri: Kosmos
Tanggal Penerbitan : 20 July 1972


Sabtu, 25 Juli 2015

TAHUN 1972 

TAHUN BUKU INTERNASIONAL




UNESCO, Badan kerdjasama Perserikatan Bangsa-Bandsa di bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, pada sidang umumnja jang ke-XVI jang diadakan pada bulan Nopember 1970 di Paris, setjara aklamasi telah memproklamasikan tahun 1972 sebagai "Tahun Buku Internasional". Maksud dan pola umum dari seluruh kegiatan jang akan mengisi "Tahun Buku Internasional" itu dapat disimpulkan dengan slogan:"Buku untuk setiap orang".
Slogan ini kiranja dapat menggambarkan tudjuan sidang umum UNESCO tsb. Semua orang, tua muda, wanita maupun pria, warga kota ataupun orang pedesaan, petani ataupun pelaut, guru maupun djenderal, seniman maupun kijai, hendaknya menginsafi betapa pentingnya arti buku bagi hidup dan kehidupan insani. Semua orang hendaknja menganggap perlu untuk membatja, karena melalui membatja pengetahuan dapat bertambah, pandangan dapat meluas.
Sebaliknya semua orang hendaknja dengan mudah dan murah bisa mendapatkan buku jang diperlukannja. Pada tahun2 belakangan ini diseluruh dunia dirasakan adanja kekurangan buku. Kekurangan ini terlebih-lebih dirasakan di negara-negara jang sedang berkembang. Sebagai akibat hasil pemberantasan buta huruf bertambahlah djumlah orang jang suka membatja. Perkembangan dan demokrasi pendidikan mendjadi sebab penting pula mengapa djumlah orang jang memerlukan buku bertambah dengan pesat.
Menurut pendapat para ahli, usaha jang paling penting untuk mengurangi kekurangan buku tidak lain tidak bukan dari pada penjelenggaraan dasar bagi industri penerbitan nasional dan pengorganisasian setjara nasional pula bagi pelebaran dan perbaikan djaringan distribusi hasil industri tersebut, baik berupa toko-toko buku, maupun perpustakaan-perpustakaan dan lain-lain.
Dalam rangka program djangka pandjang perkembangan buku dari tahun ke tahun, UNESO telah berhasil mengumpulan andjuran-andjuran, usul-usul dan rekomendasi-rekomendasi sebagai hasil beberapa musjawarah kerdja/seminar regional dari para ahli jang telah diadakan untuk Asia di Tokyo (1966), untuk Afrika di Accra (1968), untuk Amerika Latin di Bogota (1969) dan untuk Dunia Arab di Cairo (Djanuari 1972). Di samping itu mendjadi kesilitan jang dirasakan setjara umum pula oleh negara-negara jang sedang berkembang kekurangan alat pembajaran luar negeri untuk membeli copyright dari buku-buku fungsionil dalam pelbagai bidang jang dianggap penting untuk pembangunan nasional, terutama di bidang pendidikan dan teknologi. Bermatjam-matjam kesulitan dan halangan pun terdapat pada usaha penterdjemahan buku-buku fungsionail itu. Meskipun adanja perkembangan tekniksetjara revulusioner dalam produksi dan distribusi bahan batjaan jang secara internasional berakibatkan lebih banjak penerbitan-penerbitan jang baik dan bermanfaat serta mendjadi lebih murah pula harganja, namun setjara nasional, terutama bagi negara-negara jang sedang berkembang, "buku" belumlah mendjadi keperluan atjara hidup sehari-hari. Keadaan seperti ini terdapat pula di tanah air kita. Memang sedjak proklamasi kemerdekaan 1945 djumlah orang jang suka membatja bertambah dengan pesatsebagaimana didjelaskan di atas, berkat hasil pemberantasan buta huruf dan kemadjuan dan demokratisasi pendidikan, namun di lain pihak djumlah penduduk jang tidak mempunjai kebiasaan membatja masih sangat tinggi. Menurut pengamatan para ahli, bukan hanja terdapat di kalangan rakjat biasa, namun dikalangan jang biasa disebut "terpeladjar" pun kebiasaan membatja buku masih sangat menjedihkan.
Orang-orang terpeladjar ini sering mengeluh bahwa mereka kekurangan waktu, sehingga tidak sempat untuk membatja buku. Djika mereka mempunjai waktu, biasanja waktu itu dipergunakan untuk membatja batjaan hiburan. Buku-buku fungsionil jang dapat memperdalam pengetahuan dan keahlian sulit diperdapat dan harganja biasanja tinggi sekali. Tetapi disamping itu terdapat pula keluahn dikalangan ahli perpusatakaan dan toko-toko buku bahwa tampaknja orang masih segan berkundjung ke perpustakaan atau berbelandja di toko buku. Menghadapi hal-hal tsb diatas Panitian Nasional Tahun Buku Internasional 1972 Indonesia telah menjusun suatu program jang meliputi bimbingan batjaan termasuk peningkatan kebiasaan membatja, penerbitan, perpustakaan, dan menarik perhatian orang baik dari pihak "konsumen", jaknipembatja, maupun dari pihak "produsen" jakni pengarang, penerbit, pentjetak dll, terhadap buku melalui pameran, tjeramah-tjeramah, tulisan-tulisan dan film. Demi kemadjuan, perkembangan dan pemuliaan mutu hidup orang seorang maupun sebagai bangsa, mudah-mudahan "Tahun Buku Internasional 1972" Indonesia dapat menggugah seluruh anggota masjarakat untuk mendjadikan "buku" sebagai keperluan atjara hidup sehari-hari.*)

*) Dari pengumuman filateli

Prangko Istimewa seri "Tahun Buku Internasional-1972"
Tanggal Penerbitan : 15 Mei 1972


Rabu, 01 Juli 2015

TAHUN 1972

50 TAHUN INSTITUTE TEKNOLOGI TEKSTIL





Prangko Seri: 50 tahun Institute Teknologi Tekstil
Tanggal Penerbitan : 22 April 1972


Selasa, 30 Juni 2015

TAHUN 1972 

KAMPANYE JANTUNG SEDUNIA

KAMPANYE JANTUNG SEDUNIA 1972

KAMPANYE JANTUNG SEDUNIA 1972

KAMPANYE JANTUNG SEDUNIA 1972
Prangko Seri : Kampanye Jantung Sedunia
Tanggal Penerbitan 7 April 1972

Kamis, 25 Juni 2015

TAHUN 1972 

25 TAHUN ECAFE

25 TAHUN ECAFE

25 TAHUN ECAFE

25 TAHUN ECAFE
Prangko Seri: 25 Tahun Ecafe
Tanggal Penerbitan : 28 Maret 1972