TAHUN 1959
KONPERENSI RENTJANA KOLOMBO
KONFERENSI RENTJANA KOLOMBO |
KONFERENSI RENTJANA KOLOMBO |
KONFERENSI RENTJANA KOLOMBO |
Konferensi Rencana Colombo Tahun 1959 :
Lokasi : Univesitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Waktu : 26 Oktober s.d. 14 Nopember 1959, dalam rangkaian Konferesnai Rencana Colombo XI
Pada bulan Januari 1950 bertempat di Colombo
(ibukota Srilangka) berlangsung konferensi para menteri luar negeri
dari negara-negara persemakmuran Inggris. Dalam konferensi tersebut,
Senayake (Perdana Menteri Srilangka) mengusulkan untuk memasukkan
rencana pembanguann ekonomi. Ternyata usul tersebut mendapat tanggapan
positif dari menteri luar negeri Australia.
Langkah
selanjutnya dalam konferensi tersebut disusun sebuah rencana pemberian
bantuan bagi negara-negara persemakmuran di Asia Selatan dan Tenggara
secara kerjasama internasional dalam hal pembangunan dan perkembangan
ekonomi. Rencana pembangunan ekonomi Asia Selatan dan Tengaara ini
selanjutnya dinamakan “Rencana Colombo”. Nama resminya adalah “Plan for
cooperative Economic Development of South East Asia” atau “Rencana
Kerjasama Untuk Pembangunan Ekonomi di Asia Selatan dan Tenggara”.
Adapun tujuan dari Rencana Colombo adalah untuk memajukan ekonomi
neagra-negara Asia Selatan dan Tenggara dengan jalan kerjasama dan
Bantu-membantu.
Pada
waktu Rencana Colombo dilahirkan pada tahun 1950, anggotanya hanya
terdiri dari negara-negara anggota Persemakmuran Inggris yaitu
Australia, India, Inggris, Pakistan, Srilangka dan Selandia Baru,
Kemudian keanggotaan itu diperluas dengan ikut sertanya Amerika Serikat
dan negara-negara lainnya di Asia Selatan dan Tenggara sebagai anggota.
Indonesia menjadi anggota pada tahun 1953.
Sejak
menjadi anggota Rencana Colombo, Indonesia menerima bantuan ekonomi
maupun bantuan teknis dari negara-negara anggota Rencana Colombo.
Bantuan tersebut dipergunakan untuk pembangunan ekonomi dalam rangka
mempertinggi tingkat kehidupan rakyat.
Dalam
konferensi negara-negara persemakmuran Inggris yang diadakan di Sydney
Australia bulan Mei 1950 dibentuklah Dewan Konsultatif (Consuatative
Committee) yang beranggotakan wakil tingkat menteri negara-negara
anggota Rencana Colombo. Pada bulan Oktober 1950 Dewan Consultative
mengadakan sidang di London yang hasilnya bahwa dewan koncultative
menyetujui akan adanya program pembangunan ekonomi.
Masa
kerja Rencana Colombo, semula direncanakan untuk masa 6 tahun terhitung
mulai juli 1951 sampai akhir bulan Juni 1957. tetapi rencana tersebut
digagalkan karena dalam Konferensi Dewan Konsultatif di Singapura tahun
1955 diputuskan bahwa masa kerja Rencana Colombo diperpanjang sampai
bulan Juli 1961. Kemudian perpanjangan masa kerja selanjutnya sesudah
tahun 1961 dibicarakan dalam Konferensi Dewan Konsutatif Rencana Colombo
di Yogyakarta tahun 1959
Tahun
1958 dilaksanakan Konferensi Tahunan Dewan Konsultatif Rencana Colombo
ke X di Seattle Amerika Serikat. Sebagai anggota Rencana Colombo, RI
juga mengikuti Konferensi tersebut. Delegasi RI dipimpin oleh Menteri
Luar Negeri Dr. Subandrio. Dalam konferensi tersebut RI menawarkan diri
untuk menjadi tuan rumah bagi Konferensi Rencana Colombo tahun1959.
Sebenarnya pada tahun tersebut pemerintah Malaya pun juga menawarkan
diri untuk menjadi tuan rumah yang secara resmi disampaikan pada bulan
Juli 1958. Namun berkat kerjasama yang baik antara delegasi RI dan
Malaya, akhirnya tuan rumah konferensi Colombo 1959 diserahkan kepada
pihak RI.
Setelah
diputuskan bahwa Konferensi Rencana Colombo tahun 1959 akan
diselenggarakan di Indonesia, maka Yogyakarta kemudian ditunjuk sebagai
penyelenggara. Pemberitahuan secara resmi bahwa Konferensi Rencana
Colombo tahun 1959 akan diadakan di Yogyakarta, diterima oleh pemerintah
D.I.Y. tanggal 26 Desember 1958. Oleh karena itu persiapan segera
dilakukan.
Penunjukkan
Yogyakarta sebagai penyelenggara dalam Konferensi Rencana Colombo 1959
ini berdasarkan pertimbangan bahwa Yogyakarta sampai saat itu telah dua
kali menyelenggarakan konferensi internasional yaitu International
Rubber Study Group Conference bulan Juli 1957 dan ECAFE Conference bulan
Oktober 1957. Atas dasar tersebut maka Sri Sultan Hamengku Buwono IX
menyanggupkan diri untuk menerima sebagai penyelenggara Koferensi
Rencana Colombo tahun 1959.
Dalam
hal pemenuhan masalah akomodasi untuk keperluan konferensi panitia
memperoleh pinjaman dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang
terletak di Sekip dan Bulaksumur serta gedung-gedung yang dibangun oleh
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta di Kompleks Demangan.
Gedung
yang berada di Sekp milik UGM terdiri dari tiga buah yaitu unit III,
unit IV dan unit V. Unit III dan unit IV dipergunakan untuk ruang
pameran, kantor delegesasi, Press Room, Kantor Pos Telegram dan Telepon,
Kantor Host Committee, Toko-toko Souvenir, Kantor Cabang Bank
Indonesia, Kantor GIA, Rumah Makan, Kantor Imigrasi, Ruang untuk
Pemutaran Film, Klinik dan sebagainya. Sedang untuk persidangan (Main
Conference Hall) menempati unit V.
Bagi
para delegasi tingkat ahli disediakan penginapan di perumahan Kompleks
Demangan. Sedangkan sebagai para delegasi tingkat menteri disediakan
perumahan di kompleks Bulaksumur. Sedangkan Hotel Garuda dipergunakan
sebagai tempat penginapan bagi para wartawan dalam dan luar negeri yang
meliputi jalannya Konferensi Rencana Colombo tahun 1959.
Konferensi
Rencana Colombo XI di Yogyakarta tahun 1959 diikuti lebih kurang 150
orang delegasi dari 21 negara antara lain Amirika Serikat, Inggris,
Australia, Kanada, Birma, Jepang, India, Pakistan, Indonesia, Kamboja,
Muang Thai, Laos, Philipina, Srilangka, Singapura, Kalimantan Utara,
Serawak dan beberapa peninjau dari Colombo Plan Bureau, ECAFE, UNTB,dan
IBRD. Kecuali itu Konfrensi Rencana Colombo juga mendapat perhatian yang
besar dari pers dalam negeri dan luar negri.
Konfrensi
Rencana Colombo di Yogyakarta ini terbagi dalam dua bagian, yaitu
konferensi Tingkat Ahli dan Konferensi Tingkat Menteri. Konferensi
Tingkat Ahli Berlangsung dari tanggal 26 Oktober s.d. 6 Nopember 1959,
sedang Konferensi Tingkat Menteri berlangsung tanggal 11 s.d. 14
Nopember 1959.
Konferensi
Tingkat Ahli dibuka dengan resmi pada tanggal 20 Oktober 1959, pukul
09.00 dengan suatu upacara bendera dari salah satu Negara peserta.
Adapun yang membuka konferensi adalah Suwito Kusumowidagdo selaku
Sekretaris Jendral Konferensi Rencana Colombo. Materi yang dibahas
adalah seluruh aspek pembangunan, ekonomi dan social. Kebutuhan akan
tenaga ahli dan pendidikan mendapat perhatian khusus. Demikian pula
usaha mengembangkan produksi dan kemungkinan pasaran produksi. Pada
tanggal 6 Nopember 1959 pukul 16.00 Konferensi Tingkat Ahli ditutup oleh
Ketua Konferensi Ismail Thaiyeb.
Konferensi
Tingkat Menteri dibuka resmi pada tanggal 11 Nopember 1959 pukul 09.00
oleh Presiden Sukarno. Upacara pembukaan dihadiri selain oleh segenap
delegasi dari Negara-negara peserta, juga Presiden Sukarno, beberapa
menteri dari kabinet karya, wakil ketua dewan pertimbangan agung,
pembesar-pembesar militer, police, sipil, para duta besar Negara asing
dan para wartawan dalam dan luar negeri.
Kemudian
pada tanggal 14 Nopember 1959 pukul 12.00 Konferensi Rencana Colombo
tingkat menteri ditutup oleh ketua Konferensi Dr.Subandrio dengan suatu
penurunan upacara bendera dari Negara-negara peserta Konferensi Rencana
Colombo XI. Konferensi tersebut berakhir dengan menghasilkan sebuah
komunike, yang secara garis besar sebagai berikut :
1. Dewan
konsultatif Rencana Colombo XI telah menerima laporan tahunan yang
meliputi perkembangan ekonomi sejak konferensi tahunan yang lalu,
meliputi masalah dan tugas untuk masa depan serta usaha mengembangkan
ekonomi. Laporan ini akan disiarkan di ibukota Negara-negara rencana
Colombo pada atau sesudah tanggal 7 Januari 1960. Pada mukadimah yang
termuat dalam bab yang pertama dikemukakan mengenai tinjauan ekonomi
selama tahun yang lalu dan dalam bab ke 2 disebutkan mengenai “The task a head” atau tugas berikutnya untuk perkembangan ekonomi.
2. Singapura
yang sebelum konferensi ini dalam keanggotaan Rencana Colombo masih
termasuk ke dalam Kerajaan Inggris sekarang diterima anggota penuh
setelah diadakan perubahan konstitusinya yang membuat Singapura menjadi
Negara yang berdaulat.
3. Konferensi
telah mengambil keputusan memperpanjang jangka waktu kerja Rencana
Colombo dengan lima tahun lagi, terhitung mulai dari tahun 1961 dengan
pengertian, bahwa dalam sidang tahunnanya dalam tahun 1964 nanti
perpanjangan akan dirundingkan.
4. Dalam
laporan-laporan tahunan ini dewan konsultatif menemukan hal-hal yang
sangat membesarkan hati untuk mempercepat kegiatan ekonomi yaitu dalam
perkembangan pertanian di beberapa Negara Asia. Perkembangan dan
industri barang-barang jadi juga nampak berkembang. Makin baiknya tempat
yang diduduki oleh barang barang ekspor dari daerah-daerah Asia di
dalam pasaran dunia juga memberikan perbaikan dalam neraca perdagangan
pada tahun 1959.
5. Dewan
konsultatif mencatat adanya indikasi peningkatan pendapatan riil
perkapita di daerah Asia secara keseluruhan. Kemajuan telah terjadi
dalam perluasan jasa-jasa social yang esensiil di lapangan pendidikan
dan kesehatan.
6. Dewan
konsultatif memperhatikan bahwa pertambahan penduduk yang makin
meningkat di Asia merupakan problem yang sangat berat, khususnya
mengenai pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi.
7. Dewan
konsultatif berpendapat bahwa proses perkembangan ekonomi tidak hanya
tergantung pada mobilisasi sumber-sumber kekayan alam saja, tetapi
tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan
latihan bagi pejabat-pejabat dan pendidikan teknik ditingkatkan.
8. Konferensi Rencana Colombo yang akan datang diadakan di Jepang pada tahun 1960.
Untuk
kelancaran penyelenggaraan Konferensi Rencana Colombo tahun 1959
tersebut dibentuk suatu panitia yang terdiri dari dua badan yaitu
Secretariat Konferensi dan Host Committee. Tugas pokok secretariat
konferensi adalah menyelanggarakan suatu yang langsung berhubungan
dengan materi persidangan. Sedangkan tugas pokok Host Committee adalah
menyelenggarakan segala sesuatu mengenai urusan-urusan delegasi. Kedua
badan ini selanjutnya dikoordinasikan dan diintregasikan oleh suatu
executive board yang terdiri atas seseorang Sekretaris Jendral dan 4
orang wakil Sekretaris Jendral, termasuk ketua Host Committee sendiri.
Masing-masing badan organisasi ini kemudian dibagi lagi dalam beberapa
bagian dan seksi-seksi.
Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pertama nomor: 317/MP/1959 Sri Sultan Hamengku
Buwono IX selaku kepala Daerah Istimewa Yogyakarta diangkat sebagai
ketua dan bendaharawan Host Committee dan Sekretaris Jendral departemen
luar negeri Republik Indonesia, Suwito Kusumowidagdo, diangkat sebagai
coordinator penyelenggaraan konferensi. Surat keputusan menteri pertama
ini kemudian disusul dengan Surat Keputusan Menteri Luar Negeri No.
SP/79/PL/X/59 yang membentuk secretariat Konferensi Rencana Colombo ke
XI serta menunjuk Sekretaris Jendral departemen luar negeri, Suwito
Kusumowidagdo, sebagai Sekretaris Jendral dan pejabat-pejabat tinggi
Indonesia lainnya sebagai staf Sekretariat Konferensi. Surat keputusan
tersebut kemudian disusun dengan surat keputusan No. SP/966/PL/X59 yang
menetapkan daftar terakhir para anggota staf Sekretariat Konferensi.
Sebagai
pelaksana Surat Keputusan Menteri Pertama tersebut di atas, maka Kepala
Daerah Istimewa Yogyakrta dengan surat keputusan nomor: 16 dan
27/K/1959 menetapkan susunan Panitia Penyelenggara Konferensi Rencana
Colombo ke XI. Kemudian dengan surat keputusan ketua host committee
no.24/K/19590 di Jakarta dibentuk satu cabang dari host committee untuk
menyelenggarakan penampungan para delegasi yang tiba di Jakarta dalam
perjalanan mereka ke Yogyakarta dan yang kemudian pulang dari Yogyakarta
ke Jakarta. *)
*) http://museumvredeburg.blogspot.com
Prangko Seri "Konperensi Rentjana Kolombo"
Tanggal Penerbitan : 26 Oktober 1959
a
Tanggal Penerbitan : 26 Oktober 1959
a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar